Tuesday, November 26, 2013

Sekaten Bersama....


Gue baru sadar ternyata gue berada di posisi yang gak banget dan akibatnya gue cuma bisa berdiam diri serta bertindak sok keren. Awalnya gue kira bakalan cuma dateng, survey keliling lalu pulang tapi nyatanya..

Arfi, seorang pria polos yang bener bener bergerak seperlunya ini meminta gue nemenin doi ke alun alun utara tepatnya masjid gede kauman untuk survey fotografinya dia dan gue mengiyakan. Kondisi saat itu sudah malam sekitar bada isya dan dalam perjalanan gue sekalian pingin ngisben plus ngambil duit di ATM. Bayangan gue saat itu adalah datang ke alun alun lalu parkir, jalan ke masjidnya, keliling sembari liat liat, lalu pulang. Tapi apa yang mengejutkan gue adalah begitu sampai di alun alun utara... disana gue bisa melihat dengan jelas komidi putar, kora kora, dan rumah hantu.. ya... ada pasar malam atau lebih tepatnya, Sekaten.

Gue baru ngeh kalo beberapa hari ini ada sekaten dan letaknya di alun alun utara, gue ngeliat itu seperti pasar malam versi dewa karena tempatnya sangat luas dan disana sangat padat bahkan ada banyak penjual pakaian serta makanan. Gue sama Arfi yang gatau dimana masjid itu mau gamau harus muterin alun alun utara, sepanjang muter itu gue bisa ngeliat orang orang menyuruh untuk parkir karena ya gue ngeliat ada banyak tempat parkir. Gue jalan.. jalan dan jalan.

"Fi kita dimana?"
"Nah gatau..."
"Nah kamu tau dimana masjidnya ngga?"
"Mboh.."

Dan kita pun muter balik. Akhirnya kita mau gamau suka gasuka sayang gacinta, harus parkir dan membayar 3000. Shit mahal sekalih.

Gue sama Arfi jalan kaki dari parkiran itu lalu menuju masjid gede yang notabenenya gak terlalu jauh dari parkiran. Masjidnya sepi dan ditutup, kalo malem pintunya gak dibuka jadinya kita cuma bisa ngeliat liat dari halaman masjid.

"Oke wy udah cukup"
"Trus? muleh?"
"Bebas"
"Ke sekaten dulu gak?"

Gue tidak menyadari bahwa ajakan gue itu bakalan berakhir fatal buat kita berdua. Begitu kita masuk ke perbatasan sekaten dan jalan raya, kita jalan kaki masuk ke dalam.. makin dalam, kita melihat pedagang bakso, mie, es krim sampai game pancing ikan dan semacamnya. Gue merasa biasa saja hingga tiba tiba merasa ada yang ganjil. Gue ngeliat ke sebelah gue, Arfi, cowo. Gue ngeliat ke sekeliling gue... semuanya adalah pasangan cowo cewe yang sedang bermesraan. Skakmat. Gue sama cowo.

"Sialan fi, orang mah kemari ama cewe lah ini malah bawa cowo"
"Yah iya ya... lah piye?"

Gue tetep jalan dan melihat tidak ada pasangan cowo dan cowo, kalopun ada ya mereka beramai ramai tapi kita? berdua. gue ulangin. Berdua

Sejujurnya ini pertama kalinya gue ke sekaten, gue kira ini bakalan kaya event heboh gitu tapi ternyata heboh banget.. saking hebohnya.. di alun alun utara itu, gue bisa ngeliat ada 6 komidi putar, 6 kora kora, 3 rumah hantu, 3 bom bom car dan berbagai macam lainnya.. mungkin bahasa lain dari sekaten adalah pasar malam megah merana.

Masih dalam keadaan malu karena berpasangan dengan cowo, gue dan Arfi jalan sembari menjaga jarak. Gue gabisa bayangin pedagang yang ada disitu berpikiran yang tidak tidak.

"Dih cowo sama cowo"
"Pasti mereka sama sama jomblo"
"Ketauan gapunya temen cewe"
"Homo Jogja?"

TIDDDAAAAAAAAKK!!!

Gue cuma berharap disitu tidak ada anak ISI Jogja yang lagi main main juga dan melihat kami berdua. Gue dan Arfi pasang mata, semisal ngeliat ada anak ISI dan mereka bukan cowo cowo, cabut. Gue ngeliatin sana sini sepertinya aman, setiap langkah kaki gue diiringi dengan tatapan tajam mata. Rasanya seperti agen FBI yang sedang mendapat tugas rahasia mencari pengedar narkoba yang menyamar jadi agen FBI juga.

Gue dan Arfi terus pasang mata hingga ada satu wahana yang menarik perhatian kami dan sepertinya cuma ada satu. Gue gatau persis apa namanya tapi ini seperti, orang diiket dengan semacam tali elastis lalu dilemparkan mental mental pake trampolin, gue kasih nama ombang ambing.

Gue terlalu serius ngeliatin orang orang yang maen game itu dan rata rata semuanya terlihat bahagia. Gue juga mungkin ikutan bahagia karena ketawa bareng Arfi, sekali lagi gue yakin orang orang yang ngeliat kita berdua ketawa tawa bakalan berpikir kalo kita adalah homo yang masih hangat masa jadiannya.

"Wy?"
"Ha? HA!???"

TAKA!!!!!
Kampreeeeeettt, Taka! dia dateng kesini juga dan dia ngeliat gue sedang berdua dengan cowo... Taka ini temen kelas gue di kampus.

"Kamu ngapain tak kesini..."
"Kamu ngapain kesini..."
"Aku.. nemenin Arfi hunting foto!"
"Ohh nemenin.."

Kata kata "ohh nemenin" itu seakan dia mencurigai gue. Ternyata Taka disini juga nemenin temennya yang notabene berkelamin cowo juga tapi bergerombol. Gue gabisa berkata banyak.

Setelah berpisah dengan Taka, gue ambil tindakan tegas dan berkata ke Arfi.

"Kita pulang fi"
"Iya.."

Masih untung ketemu temen kelas sendiri, gue sempet khawatir ketemu dosen dan dia mencap gue sebagai pria kelainan. Kalau itu terjadi, mungkin... mungkin... gue gak bakalan pernah nongolin muka gue lagi di mata kuliah dosen tersebut..

Monday, November 25, 2013

A Conversation with Foreigners


All this time i see the audience who viewed my blog, all of them almost from outside Indonesia.. no idea why so lets see.. how about try to post some english language? Lol. Here i come.

About 3 weeks ago, i was participating as a committee of an event at Taman Budaya Jogjakarta called Pekan Film. Well it's about screening of a some short and cinema film. I opened a stand of my college, there i played some movies made by the students of the college. No, my film isn't played there because i didn't make one.

I was there with some of my friends Mami, Ridzki, Felis and some of my senior. Funny, when we were watching a movies there were 2 foreigners came to our stand, i saw them at first glance then i avert my face quasi didn't see them. Then both of them sat next to Ridzki and Felis, i laughed so hard. Ridzki, she avert his face and make some incredibly funny face and said "Shit, they sit next to me..." then she went away. Felis is the only girl who sat next to those foreigners.

Me, felt pity to her then help Felis to make a conversation with the woman, because she look friendly. If i remember.. her name is.. Maria? Yep, Maria. We talked to each other, well that wasn't the first time i ever talked to a foreigner but hell yeah that was the first time i talked to foreigner that long.... Seriously, my mouth foamy because talked too much english words plus Felis, she opened a Dictionary using her smartphone!

"I'm confused wy.. you see, she talk much and we only nod and say yes or no.."
"I know but please.. try to look dilligent.."

Right at our conversation, Maria asked us

"Hey, have you ever see a ghost?"

Well, it's not a random question, it's because the movie at that time was about a culture in Bali and it showed Leak, Leak is a ghost in Bali.

"I have seen one" i said that suddenly then realize that she will ask me to tell the story
"Really? How?? How does it look?"

Damn right.

"Okay.. it was when i still 5 years old, i was with my mom only 2 of us and its midnight, i remembered, i told my mom that i see a head flying around at the ceiling then blablabla"

Maria heard me with a serious face and Felis heard me with a silly face. But i know both of them are asking them self  "What does he say?" because i told her the story together with my brainstorming about the words that i'm gonna use.

"Hey can i took a photo with you guys?"
"Sure"

Then we took a photo together using her camera.

After that she say goodbye to us, when both of them gone.. me and Felis looked at each other and...

"OH MY GOD FELIS!!!"
"OH MY GOD AWY!!!"
"That was a terrible heartbeat i've ever feel!!"
"Me either! Just imagine, even i opened a dictionary but i can't speed up her words and me writing the meaning.. that was just fast.."

Both of us felt like a person who really need to pee but there's no toilet and he peed at the grass, it felt so good...

I will never forget that.. Maria and Felix, the 2 foreigners couple who made my day... hope we'll meet again someday and we still remember each other!


Wednesday, November 20, 2013

Gara Gara "Gara Gara A"


Yang namanya pertama emang selalu meninggalkan kesan seperti misalkan pertama kali nembak cewe, pasti bakalan dikenang siapa yang ditembak, perasaannya gimana saat itu dan sebagainya atau mungkin pertama kali berak di celana orang.. mungkin bakal kebayang gimana cucuran keringet paniknya.

Pertama kalli yang gue alamin ini adalah pertama kalinya syuting film pendek dengan anak ISI. Disini gue dan 9 orang temen di kelompok gue berencana untuk membuat sebuah film dengan bermodalkan niat. Awalnya gue sempet ngerasa bingung karena ya gue belom terlalu kenal dan akrab dengan temen temen ini. Maklum tampang kriminal emang susah mencari teman.

Film gue ini berdurasi sekitar 12 menit dan yang mengerikan di film ini adalah gue sebagai pemeran utama dengan adegan mesra yang begitu banyak. Satu kelemahan gue adalah melakukan adegan unyu sama cewe, tapi disini mental gue bener bener di press dan gue harus melakukan itu. Dulu gue pernah sekali syuting adegan mesra mesraan sama temen gue di SMA si Cacing, adegan yang cuma poto bareng terus tiba tiba gue megang tangannya dia, memasukkan cincin dan melamarnya lalu berpelukan aja bisa belasan kali take dan itu cuma satu scene. Tapi disini sejauh mata membaca naskah, dimana mana adegan unyu. Jantung gue berdegup kencang, mata gue melotot, tubuh gue gemeteran, kaki gue goyang goyang dan kepala gue muter muter, ternyata gue ayan.

Syuting pun dimulai, hari pertama adalah adegan dimana Ara, salah seorang pemain di film ini melakukan kebrutalan yang menjadi jadi di kamarnya. Disini adegan gue untuk unyu unyuan dengan cewe belum ada, kalopun ada adegan susah palingan cuma adegan di kompres sama seorang cowo. Gila abis itu si pemeran cowo bener bener total banget dalam ngompres. Gue ngerasa seperti di posisi dimana gue adalah seorang homo yang terjebak dalam sebuah situasi yang gue sendiri gabisa keluar dari situasi itu, masalahnya syuting gue ini berkisah tentang seorang homo. Gue gangerti kenapa gue gajauh jauh dari homo, di film ini aja gue harus mendirect dua orang untuk menjadi homo yang tulen.

Hari syuting berlanjut dan selanjutnya adalah scene kedua, di hari kedua inilah mental gue yang mulai bermain. Hari ini adalah adegan gue yang bermesra mesraan, jujur gue canggung sebenernya tapi ya mau gimana... seunyu unyunya adegan paling cuma ngobrol dan ketawa tawa aja. Tapi tetep gue disini merasakan pusing yang amat sangat, selain mendirect film, gue berperan juga jadinya gak semudah yang dibayangkan.

Setelah syuting lanjut lagi di minggu depan, ada satu hari dimana itu adalah judgment day. Gue harus melakukan scene mesra yang klimaks. Satu adegan dimana gue harus nyuapin dia makan somaynya, gue gemeteran, gue gapernah nyuapin orang makan somay, kalopun pernah palingan temen gue dan itupun gue nyuapin sembari noyor palanya pake sendok somay. Gue nyuapin dia dan lalu gue ngusap bumbu somay yang nempel di pipinya, begitu tangan gue ngusap bumbu somaynya gue gemeteran rrrrrrrrr gila gak pernah gue melakukan sesuatu semesra ini sama orang orang, kalopun pernah palingan sama temen gue dan itupun gue ngusapnya sembari noyor palanya pake jari gue ( lagi ).

Saat take adegan endinglah yang merupakan puncaknya. Disini posisi kita udah bener bener diuber waktu karena deadline mepet + lokasi buat kita syuting itu udah seperti mau kiamat. Awan hitam dengan angin yang sangat amat kencang. Adegannya adalah gue ngegendong si Anggun di tengah tengah sawah gitu, backgroundnya sawah luas dan hasilnya lumayan keren tapi yang agak rancu adalah.. adegan mesra gitu apakah cocok dengan background awan mendung. Gue sempet terpikir pada saat ngegendong gitu tiba tiba di belakang ada angin puting beliung yang berputar lalu mengejar kita kita, tamat.

Setelah adegan gue dengan Anggun selesai, kita cuma take satu kali dan gak pake preview karena takut keburu kiamat duluan, jujur itu berasa seperti syuting 2012, begitu kita cabut balik dengan ngebut, kita berasa di kejar kejar hujan dan disana kita harus basah basah kuyupan.

Kesan gue selama syuting pertama ini banyak, mulai dari merasakan syuting dengan orang orang yang punya basic dan pengalaman masing masing, melakukan adegan yang gapernah gue lakukan, merasakan syuting di tempat outdoor yang indah dan macam macam. Kenapa di post gue kali ini kayaknya terlalu serius dan gak ada bercanda ya, mungkin post ini bakalan gue tujukan ke diri gue beberapa tahun ke depan, semoga begitu gue ngebaca ini, gue bisa inget gimana kisah syuting pertama kali gue.